Obatnya bikin mabok oiii
Sepulang dari psikiatri aku memutuskan buat mampir ke kantor bpjs, karena mengingat jangka panjang bakalan butuh dokter ini itu, terus berasa banget nebus obatnya. Mehong maaakkk
Begitu keluar dari ruang farmasi, aku mampir di resto dekat lobby, terus makan deh tuh obat, terus naik gojek pergi ke kantor bpjs. Alah makk berasa lagi naik roller coaster. Ngenggggg mabok parahhh, api hebat juga ya, kok nggak pingsan atau jatuh dari motor kek, ahh yang pasti sebelum jam 2 harus sampai di kantor bpjs. Makanya bela-belain naik gojek walaupun berasa mabookkk
Sumpah di kantor bpjs aku berasa mirip ayam yang lagi mabok, rasa ngantuk parah, busyet sensasi obatnya bikin pengen tidurrr lepp, maklum baru pertama kali minum obat penenang, jadi syaraf motorik aku pasti masih super sensitif, dan akhirnya setelah nunggu giliran dipanggil, akuuu aku mau pingsan.
Busyett dahh lama banget, buat mencapai nomor 403, baru denger antrean nomor 100 lebih, ya sudahlah ngantuk-ngantuk ngga jelas dan kepala rasanya kosong dan ahh ngga ngerti apa yang sedang terjadi dengan hidupku.
Nomor antrean 403 silahkan ke loket B. Hihihi akhirmya sampai juga. Dan hampir nabrak bangku pas jalan ke depan.
Mbak ini harus ke depan lagi minta surat pindah faskes. What !!!!!?????? Terus nanti saya mulai ngantri dari urutan paling awal lagi bu ???? Ujarku.
Dengan sisa tenaga dan rasa kantuk yang menerjang, aku memutuskan mengambil suratnya tapi memilih lanjut ngantrinya kapan-kapan aja deh. Sudah tidak sanggup ngantuknya parah dan sensasinya kayak orang mabok.
Setelah mendapatkan surat ijin pindah faskes aku memutuskan ke warung padang, aku lapar gitu loh... mabok-mabok lapar dan dengan lahapnya aku makan nasi putih + ikan bawal goreng + cabe hijau.
Tak lama kemudian aku pun memutuskan pulang dengan grab car. Minimal kalau mau pingsan kan di mobil orang, bukan jatuh dari motor. Pikirku gila.
Nexttt
Singkat cerita aku sampai di kost dan rese nya mata sudah tidak mau terpejam sama sekali. Padahal tadi ngantukkk parah.
Hari-hari aku lewati dengan air mata kesedihan, aku merasa takut saat lihat wajah di depan cermin, setiap hal selalu aku kaitkan dengan kematian. Lihat kain hitam, berasa dekat dengan kematian, lihat kunang-kunang berasa sudah mau dipanggil ke akhirat, dengar orang ngomong apa, ehh otak stuck melulu kepikiran mau mati. Derita ini ya ampuuunnn
Aku jadi ingat sebelum pergi ke psikiatri, aku mencoba mencari tahu lewat buku. Aku pergi ke gramedia dan memasuki lorong rak buku psikologi. Buku yang aku ambil berjudul "Berani menjadi diri sendiri." Setiap lembar aku baca, dan aku pun mulai mewek, mata berkaca-kaca.
Pas lagi baca tiba-tiba rasa mau sesak tapi aku mencoba buat relax, segala macam tekhnik buat relaks aku buat, dimulai dari menarik dan membuang napas, mengepal tangan dan melepaskan perlahan, dll.
Tiba-tiba langkah kaki mendekatiku di saat aku terduduk di lantai sambil membaca buku dan mbakkk, maaf apa pernah tahu tentang ciri-ciri panik attack? Tanyaku. Mendadak wanita itu duduk, wanita berkerudung berparas ayu itu mulai menitikan air mata. Dia mulai cerita pernah selama 6 bulan mengalami gerd anxiety disorder semenjak eyangnya meninggal.
Dia begitu menunjukan rasa simpatik dan aku merasa bersemangat untuk segera pergi ke psikiatri. Aku bersyukur bertemu dengan orang baik yang pernah merasakan penderitaan yang lagi aku alami. Karena nasihatnya aku segera mencari tahu tentang dokter jiwa yang dekat dengan tempat tujuan besok karena besok mau pergi ke rumah teman biar sekalian.
Jadi kalau aku pahami, kebutuhan kita itu satu, pertama kita butuh dimengerti, kita butuh tempat, kita butuh teman, kita butuh tahu gimana cara mengatasi gangguan gerd, anxiety dan sejenisnya.
segini dulu ahhh ngantuk. Capek online dari hp. Mau online dari laptop males ngetik buat emonya.
Tetap semangat saudara-saudara !!! Saya permisi mau tidur.
No comments:
Post a Comment