Sunday, January 21, 2018

Cape dengan Gangguan Kecemasan, Anxiety Suami ku Tak Mau Antar Berobat

anxiety membuatku tidak fokus

Capek dengan semua ini, merasa diri ini seperti beban bagi suami ku sendiri, setiap hari setiap kali mengeluh, sampai-sampai suami ku mengatakan kalau saya selalu suka menyusahkan dia, dengan semua keluhan-keluhan ku, dan satu keinginan ku, ingin berobat ke dokter tapi sampai sekarang gak bisa-bisa.

Gara-gara saya memaksakan ingin periksa tapi suami saya tdak bisa mau memeriksakan saya ke dokter sampai terjadi perdebatan, antara saya dan suami saya sampai suami saya mengatakan saya selalu memojok kan dia.

Saya merasa saya benar-benar hancur dan benar penyakit ini (Gangguan Kecemasan + Serangan Panik) sangat membuat keluarga saya terbebani, andai saja saya bisa saya ingin sekali memilih suami yang sama memiliki penyakit seperti saya ini agar suami asya bisa memahami penderitaan saya.

Bukan malah di katain menyusahkan orang sja. Apakah ada jalan terbaik untuk saya sekarang yang mulai merasa putus asa.

Aku tau yang bermasalah penyakitnya tapi setidaknya bisa sama-sama memahami kondisi masing-masing.

Saya sekarang benar-benar merasa sangat tersiksa, anxiety nya merasa sakit di dada bagian kiri saat nafas tiap malam kedinginan menggigil, sesak nafas pusing kliyengan pikiran kemana-mana takutnya tiba tiba mati mendadak, makanya saya ingin sekali ke dokter.

Saya ingin periksakan kondisi saya ini di sisi lain kata teman saya hidung saya pendek.Terus kata teman saya kalau kita sudah gak bisa melihat hidung kita itu sudah tanda kematian, dan saya sudah gak bisa lihat hidung saya.

Saya menjadi semakin parno dan seakan-akan jangan-jangan itu sudah salah satu tanda tanda kematian.

1 comment: