Saturday, May 16, 2020

Pengalaman Depresi Konsultasi ke Psikolog atau Psikiater Sembuh

depresi

Sekedar cerita ketika saya (lagi-lagi) memutuskan untuk memeriksakan diri ke psikiater.

September 4th, 2018
P = Psikiater
S = Saya

P : apa yang kamu harapkan ketika datang kesini?
S: pengen sembuh dok
P: yakin pengen sembuh?
S: iya dong...

P: kalo kambuh lagi?
S: ya berobat lagi dok....

P : nah..ini yang salah dengan semua pasien. Semua mengharapkan kesembuhan, padahal bisa aja nanti sakit lagi. Kamu tau apa yang lebih penting dari kesembuhan?
S: Hmmmm..apa dok?
P: kesehatan. Karena ketika kamu sehat secara fisik atau pun mental, kamu tidak lagi butuh obat.
S: eh iya juga ya dok..
P: disini, ada 2 jenis pasien yang saya temui. Yang ingin sehat dan yang ingin sembuh. Kamu tau apa bedanya?
S: engga dok..

P: yang pengen sehat, setelah dari sini tidak berharap terus-terusan kesini. Dia akan berharap untuk tidak datang kesini lagi bertemu dengan saya, atau psikiater lain.
S: lalu kalo yang ingin sembuh bagaimana dok?
P: kalo untuk pasien yang ingin sembuh, dia akan datang kesini, dan membeli obat. Terus-terusan seperti itu. Tiba tiba datang menghampiri saya dan bilang bahwa obatnya habis. Lalu beli lagi, akan begitu terus hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Nah, nak, saya harap kamu tidak seperti itu..
S: Iya dok...semoga.

P: kamu harus yakin kamu pasti sembuh. Kamu harus punya harapan itu di dalam diri kamu sendiri. Dan kamu harus percaya, Tuhan selalu sama kamu. Ikhlaskan semua, berdamailah dengan diri sendiri. Mungkin kamu bisa memaafkan orang lain, tapi saya melihat kamu belum bisa memaafkan diri sendiri. Ketika kamu beribadah, jangan hanya melakukan ritual. Carilah sisi spiritualnya. Maka hati dan pikiran kamu juga akan senantiasa damai. Dan yang terpenting, ceritakan segala beban kamu kepada orang terdekat, kamu tidak usah berharap mereka memberi solusi. Setidaknya keluarkan dulu sampah yang ada di pikiran kamu. Kamu juga bisa menceritakan hal ini kepada saya. Ingat, sampah itu untuk dibuang, tidak untuk disimpan. Mengerti?
S: mengerti dok..

Jadi, paham kan maksud dokter itu, gaes?

=============

6 desember 2018
Ke psikiater (kali keempat)

P: Halloooo.. gimana kondisinya?
S: baik dok......
P: ya, saya bisa lihat dari gestur tubuh kamu. Sangat berbeda dengan ketika pertama kali kamu kesini. Depresinya udah ga keliatan lagi ya sekarang? (Lalu si dokter ketawa)
S: iya dok..saya udah ngerasa enakan. Trauma masa kecil saya juga berangsur-angsur hilang. Kalaupun ada, saya sudah mengikhlaskan.

P: itu yang saya harapkan dari kamu. Cemasnya bagaimana?
S: cemas masih ada dok..tapi tinggal sedikit. Dulu, saya takut ke kamar mandi. Takut pingsan di kamar mandi, saya kemana mana bawa handphone dok. Jaga jaga kalo saya kenapa kenapa, saya bisa langsung hubungi orang terdekat saya.
P: kalau sekarang? Masih takut ke kamar mandi?
S: tentu tidak, dok.

P: bagus. Kemajuanmu sangat nampak. Tekadmu buat sembuh kelihatan kuat. Banyak pasien yang merasa enakan setelah bulan keenam, kalau kamu malah lebih cepat dari itu.
Nih, saya mau cerita. Kamu tau ga, orang dengan gangguan cemas itu, suka melebih-lebihkan apa yang dia rasakan. Misalnya, kepala kamu pusing, kamu pasti langsung takut kamu kena penyakit berat, kanker otak lah, apa lah. Perut kamu sakit, pasti mikirnya aneh-aneh.
S: betul dok! Saya pernah ngalamin tangan kiri saya pegel, saya langsung menganggap saya kena sakit jantung. Pas ekg jantung saya sehat-sehat aja ternyata. Agak lebay juga ya..

P: iyaaa.. jadi, jangan salahkan orang di sekitar kamu kalau mereka menganggap kamu berlebihan. Karena mereka belum paham bahwa ada penyakit mental yang namanya kelainan cemas ini. Mungkin mereka akan lebih paham, kalau mereka mengalami juga.
S: tapi bener juga sih dok, kalau dipikir-pikir, dulu saya lebay banget yak. Ngerasa apa dikit, kaya ngerasa mau mati. Puji Tuhan sekarang saya udah mulai cuek bebek aja.
P: nah. Ketika kamu mulai menyadari bahwa yang kamu alami adalah permainan pikiran belaka, disitulah otak kamu akan mulai bekerja dengan benar. Sekarang, masih ngerasain panik attack?
S: masih, tapi saya cuek aja, eh dia hilang sendiri dok.

P: memang seperti itu. Semakin kamu melawan, semakin dia nempel sama kamu. Semakin kamu cuek, dia akan pergi.
Saran saya, apapun yang terjadi dengan kamu di masa lalu, ikhlaskanlah.
Hiduplah di hari ini, jangan terlalu memikirkan masa depan. Karena ketika kamu terlalu memikirkan masa lalu, kamu akan depresi. Dan ketika kamu terlalu memikirkan masa depan, kamu bisa cemas. Hiduplah untuk sekarang, untuk hari ini, pikirkan apa yang bisa kamu perbuat untuk diri kamu dan orang lain. Masa depan boleh dipikirkan, tapi tidak boleh berlebihan, kalau berlebihan, nanti tante anxi nyolek nyolek terus.
S: hmmm... iya juga ya dok.
P: kunci untuk sembuh adalah...rohani kamu harus terisi penuh. Maksudnya disini, rohani itu bukan sekedar hubungan kamu sama Tuhan, tapi harapan kamu, keinginan kamu, semangat kamu juga harus besar. Kalau kamu datang ke saya cuma untuk minta obat, saya ga mau ya.. saya pengennya kamu datang, saya terapi, saya beri masukan, dan tidak kembali lagi..saya pengen kamu sehat jiwa dan raga, ga sekedar sembuh.
S: baik dokkkkk.....

Sekian dan terima saran, masukan, atau apapun dari teman-teman sekalian, yang mungkin masih ngerasa sangat cemas, boleh kontak saya by KONTAK DI BLOG ini ya, kita bisa sharing bareng.

Terimakasih. Sehat selalu, jangan menyerah yaaaaa teman-teman

1 comment: