Cerita saya bagian 2.
Setelah dari pukesmas saya kembali pulang. Setelah kejadian itu badan terasa biasa saja cuman pikiran yang jadi berubah. Setiap hari pikiran saya selalu dihantui berbagai macam kecemasan dan ketakutan.
Waktu itu saya belum ada mantang makanan karena saya hanya dibilang dokter kecapean kurang tidur hingga bikin aslam naik. Beberapa minggu kemudian entah itu karena setiap hari cemas atau karena makanan yang nggak mantang saya kembali merasakan debar-debar.
Lalu saya berobat ke puskesmas. Setiba di pukesmas saya yang saat itu sangat cemas minta didahulukan, Eh ternyata nggak dikasih sama perawatnya. Singkat cerita dari pada nuggu antrian lama saya putuskan berobat ke tempat praktek dokter.
Waktu itu saya ditemani istri dan saya masih sanggup bawa motor walaupun ke tempat dokternya lumayan jauh. Setelah jumpa dokter kebetulan dr sppd, lalu saya sampaikan keluhan saya bahwa saya debar-debar. Terus dr bilang dan suruh saya EKG.
Disitu saya makin cemas. Dengan sedikit keberanian saya lakukan EKG di RS nggak jauh dari tempat dokter praktek..Alhamdulillah hasil normal walau kecepatan nadi diatas 100 /menit. Kata dokter itu karena kecemasan yang berlebih.
Nah saya dikasih obat biasalah yang zol 2 dan din2 gitu eh ternyata juga ditambah obat penenang yang hanya boleh diminun saat debar-debar. Itupun dengan dosis setengah tablet. Saya konsumsi obat kira-kira 15 hari dan saya merasa baikan dah bisa kembali aktivitas normal walau sesekai cemas melanda.
Kira-kira 1 bulan kemudian saya ada urusan pekerjaan ke luar yang nempuh jarak berjam-jam. Disaat perjalanan saya sudah lapar namun nggak jumpa tempat makan dan akhirnya dapat dengan kondisi sudah mual-mual kelaparan.
Dari situ mulai berawal kena yang ke dua. Besoknya saya langsung drop. Sensasi lain mulai muncul yaitu terasa dada nggak nyaman. Yang dulu hanya debar-debar eh sekarang nambah satu lagi. Di sini saya makin nambah cemasnya hingga saya sering berkunjug ke IGD walau hanya untuk beberapa menit saja.
Dan seiring waktu sensasi nambah lagi. Saya mulai merasa kliyengan. Mata terasa berat, pundak pegal, dada nggak nyaman terasa nggak enak saja tapi nggak nyeri, perut kembung dan bunyi-bunyi dan yang lain-lain beserta teman-temannya.
Saya mulai bingung dengan penyakit yang saya alami. Terus saya coba browsing. Bukannya makin enak malah saya makin terjebak kecemasan dan ketakutan yang makin menjadi-jadi. Saya pada saat itu belum tahu blog ini.
Saya mulai takut bersosialisasi, takut keramaian, takut dengar berita duka hingga takut sholat berjamaah di masjid. Hari-hari berlalu dengan tidak selain cemas di pikiran yang menjelma dengan berbagai sensasi di tubuh.
Semakin saya cari info dari internet semakin saya dihantar jauh kedalam ketakutan. Walaupun istri dan beberapa orang sudah melarang saya googling dan browsing. Namun saya tetap ngeyel. Semakin hari saya makin terpuruk yang berimbas kepada tubuh bukan hanya pikiran. Berat Badan (BB) mulai merosot karena saya mulai takut makan ini dan itu bahkan saya juga takut mandi kala itu..hahaha aneh ya...
Tapi itu kenyataannya. Berbagai pengobatan mulai saya lakukan. Mulai dari obat kimia, obat kampung ataupun herbal. Saya tidak lagi mikir mahalnya obat namun bagaimana bisa sembuh. Uang mulai pake turbo..hehe
Bukan mesin saja pakai turbo. Kira-kira begitulah makin lajunya uang habis dalam mencari kesembuhan. Namun dari semua itu bukannya sembuh malah makin parah hingga setiap orang bilang lho kok sekarang kurus banget. Setiap orang bilang itu rasa takut makin bertambah.
Bersambung bag 3..
Semoga kita semua sembuh total
Amiin ya Allah.
Kisah Saya Anxiety Disorder karena Pikiran Pekerjaan & Begadang : Part 1
Kisah Anxiety Disorder Berat Badan Anjlok dari 65 sampai 50kg : Part 3
Kisah Saya Anxiety Disorder sampai tidak ada Biaya Berobat : Part 4
Kisah saya Anxiety Disorder berobat dr Sumatera ke Malaysia : Part 5
No comments:
Post a Comment