Wednesday, September 12, 2018

Kisah saya Anxiety Disorder berobat dr Sumatera ke Malaysia : Part 5

Gangguan Cemas tidak Selalu hiperventilasi

Cerita saya bag 5.

Saya sampai di Bandara Minangkabau kira-kira jam 2 siang. Sampai disana saya makan dulu ya saya bawa bekal dari rumah, maklum masih takut makan yang aneh-aneh. Waktu itu saya nggak berani makan roti, ataupun makan di restoran yang biasanya pakai penyedap atau makanan yang di goreng.

Kira-kira jam setengah 4 saya cek in. Eh ternyata pesawat terlambat atau delay (maaf kalau penulisan salah) 1 jam kata CS nya. Disitu saya makin merasa gugup dan mulai panik. Terus saya coba tenang walaupun pikiran berkecamuk dan sensasi pun ikut bertambah.

Saya masuk ruang tunggu, saya memandang orang-orang pada santai dan happy. Saya jadi iri lihat orang-orang itu, bisa bersenda gurau sambil ngemil berbagai makanan ringan. Setelah nunggu 1 jam pesawat nggak kunjung datang. Kegaduhan pikiran makin bertambah. Belum lagi mikirin saat di pesawat nanti.

Ya kalau perjalanan di mobil andai sensasi nggak tertahankan atau panic attack menyerang bisa mampir dulu ke RS, nah kalau di pesawat bagaimana nanti, itu yang ada dipikiran saya. Setelah kira-kira jam 6 sore barulah saya naik pesawat dan berangkat.

Kira-kira perjalanan 45 menit saya sampai Kuala Lumpur. Setelah turun pesawat ternyata disana bandaranya sangat luas hingga harus berjalan kiloan meter buat keluar bandara. Eh walau saya bawa beban namun saya kuat waktu itu, mungkin karena semangat ingin berobat.

Singkat cerita saya sampai di tempat kakak ipar kira-kira jam 9 malam waktu Malaysia. Keesokan harinya saya dan kakak ipar langsung pergi berobat ke salah satu RS disana. Setelah diperiksa saya dinyatakan dokter disana gestrid.

Lalu saya diberi beberapa obat namun nggak harus dirawat katanya. Karena nggak puas di RS saya minta berobat ke sinse. Lalu kakak saya bilang besok malam kita pergi berobat ke Tanjung karang, disana ada pengobatan alternatif yang terkenal. Lalu saya nurut saja.

Keesokan pada sorenya kami berangkat ke sana karena pengobatan itu buka jam 9 malam sampai subuh. Setelah sampai kami ambil no antrian..Eh ternyata disana sangat ramai pasiennya dan dari berbagai negara.

Lalu saya tanya-tanya sama orang disana, apa kehebatan pengobatan disini. Bisa operasi tanpa jahit dan jarum juga setelah operasi nggak harus dirawat boleh langsung pulang kata orang disana. Dan semua itu dibenarkan oleh kakak ipar saya. Katanya nanti kamu bisa tanya langsung sama pasien yang telah membuktikannya.

Lalu saya di pertemukan sama 2 orang teman kakak saya yang opersai disana. Awalnya saya nggak percaya sih. Dan ternyata yang ditangani terlebih dahulu orang sudah ada janji operasinya. Dan pada malam itu ada 9 orang. Dan saya lihat emang setelah keluar dari ruang operasinya langsung pulang.

Dan operasinya dalam waktu singkat, kira-kira 1 pasien 10-15 menit saja. Dan itu berbagai penyakit mulai dari katarak hingga tumor. Setelah semua pasien operasi selesai baru tiba giliran kami yang baru akan berobat.

Sepuluh orang pertama dipanggil termasuk saya. Sampai giliran saya diperiksa, oya disana nggak boleh hidupkan Hp dan waktu diperiksa nggak boleh merintih. Kalau merintih atau ada bunyi hp pengobatan di batalkan.

Saya nggak tahu kenapa tapi itu sudah aturan pak ustadnya. Terus saya lihat orang-orang diperiksa pada nyengir-nyengir nahan sakit. Melihat itu saya jadi gugup jangan-jangan saya nggak tahan dan merintih maka pengobatan batal.

Alhamdulillah saat saya diperiksa saya tidak merasakan apa-apa. Lalu bapak itu bilang ke saya kamu cuma ketakutan berlebih hingga menyebabkan kamu gestrid katanya. Dan kamu kekurangan darah katanya juga. Kamu tidak ada penyakit yang berat katanya.

Lalu saya baru sampaikan semua keluhan saya. Lalu bapak itu bilang semua yang kamu rasakan karena saraf-saraf kamu terganggu oleh panik attack yang kamu alami katanya. Sembari menulis resep obat beliau berkata kamu harus makan makanan yang bergizi, jangan hanya nasi sama sayur saja katanya.

Namun kamu harus batasi makanan berlemak katanya. Seakan-akan saya sembuh total pada waktu itu. Semua sensasi yang selama ini, sirna seketika. Padahal belikat saya setiap hari sakit sebelumnya. Mungkin itu semua mungkin karena sugesti dari beliau yang bilang saya sebetulnya baik-baik saja.

Lalu saya diberi resep yang harus saya tebus di apotik. Karena walaupun alternatif obatnya pakai obat kimia. Terakhir pesannya kalau kamu bisa jaga pikiran kamu maka nggak usah diminum obat ini katanya. Tapi kalau kamu masih kecemasan ya bisa bantu pakai obat ini.

Setelah itu kami kembali. Dan esoknya kami ke apotik buat tebus obatnya. Dan ternyata obatnya cukup mahal dan orang apotik disana pada kenal dengan resep dari bapak ini. Mengingat pesan bapak itu saya coba kendalikan pikiran saya. Saya mencoba seolah-olah saya tidak sakit apa-apa.

Saya makan berbagai menu yang ada disana namun dalam porsi tidak berlebihan. O ya pada malam berobat itu sensasi pada hilang eh nggak taunya setelah di rumah sensasi ada lagi namun nggak parah. Dari situ saya benar-benar berusaha menjaga pikiran saya.

Setelah sampai di tanah air orang di rumah bilang saya dah berubah dari sebelumnya padahal saya di sana hanya15 hari. Dan di rumah saya mencoba mencari kesibukan yang bisa saya lakuin sambil juga minum herbal sekedarnya.

Hari demi hari saya mulai kembali bertenaga dan mulai hilang kecemasan. Saya sudah berani lagi ke pasar, bawa motor bejam-jam. Jenguk orang meninggal. Pokoknya semua ketakutan dulu mulai sirna.

Menurut saya kita akan merasa ada perubahan setelah kita lepas atau bisa kontrol pola pikir. Sebelum itu bisa terasa obat apapun nggak mempan. Dan benar ternyata kata para senior disini pola pikir no 1 termasuk jaga hati dan rajin ibadah dan berdoa.

Sekarang sensasi yang masih nempel yaitu punggung sedikit pegel. Namun saya sudah bisa aktivitas lagi. Semoga kita semua mendapatkan kesembuhan hingga lebih sehat dan kuat dari sebelum sakit dulu.

Salam sehat.

Kisah Saya Anxiety Disorder karena Pikiran Pekerjaan & Begadang : Part 1   
Anxiety Disorder takut Keramaian, Berita Duka hingga Sering Ke IGD : Part 2   
Kisah Anxiety Disorder Berat Badan Anjlok dari 65 sampai 50kg : Part 3   
Kisah Saya Anxiety Disorder sampai tidak ada Biaya Berobat : Part 4

1 comment:

  1. assalamualaikum
    ada no wa bang siapa tau bisa bagi pengalaman

    ReplyDelete