Tubuh dan pikiran bukanlah dua hal yang terpisah namun merupakan satu kesatuan.
Apa yang terjadi di tubuh itu saling terkait dan saling mempengaruhi.
Sebenarnya mudah melihat bagaimana pikiran dan tubuh saling berhubungan. Saat kita akan sidang skripsi waktu itu perut kita bisa menjadi tidak nyaman, sakit kepala, tubuh terasa pegal, dll. (saat sidang skripsi tempat favorit yang paling sering dikunjungi oleh mahasiswa adalah #toilet bukan #kantin).
Apalagi kalau seorang laki-laki disidang oleh mertuanya karena ketauan selingkuh, gejala diatas bisa saja ditambah dengan keringat dingin. (mana selama ini punya duit juga dari mertuanya, kerja juga diperusahaan mertua, mobil dikasih mertua #HabisRiwayatmu, pesan buat pembaca : jangan pernah selingkuh belajarlah setia).
Coba test tekanan darah kalian sesaat setelah mengetahui pasangan Anda selingkuh dan Anda marah sekali waktu itu, tekanan darah Anda bisa saja merusak alat tensinya karena tekanan darah Anda terlalu tinggi untuk bisa diukur.
Namun lihat waktu kita merasa bahagia, mendapat hadiah undian uang 5.000.000 dan kebetulan keesokan hari adalah hari libur, di pagi harinya kita bisa begitu berenergi, ringan, nyaman, begitu sampai di mall, mata kita sangat bersinar, mata yang tadinya minus kronis pun otomatis jadi normal, tidak ada rasa meriang-meriang, flu. Sistem kekebalan tubuh berkerja sangat optimal.
Seringkali tubuh fisik hanyalah manifestasi dari pikiran yang berkerja, dan seringkali juga tidak kita sadari.
Emosi apapun membuat pelepasan hormon, baik itu hormon yang bermanfaat ataupun hormon yang merusak.
Jadi apa yang harus dilakukan sebenarnya?
Sering penderita anxiety memposisikan dirinya sebagai korban dan apa yang dialaminya adalah faktor luar, jarang sekali penderita anxiety memposisikan dirinya sebagai pelaku penyebab terjadinya anxiety, maka dari itu penderita anxiety akan lebih banyak mencari pertolongan diluar dari dirinya sendiri dan mengabaikan fakta bahwa diagnosa pertama kali yang harus diambil adalah keadaan pikiran, mental, karakter, pola pikir, kebiasaan-kebiasaan dan emosi di dalam diri sendiri.
Saya bukan psikolog maupun psikiater, saya dulunya penderita anxiety juga sekitar 8 tahun lalu, waktu itu saya terlalu lelah menderita anxiety selama 5 tahun dan berusaha mencari cara bagaimana saya bisa sembuh, maka dari itu saya menjadi seorang kutu buku dalam usaha mencari kesembuhan.
Yang saya pelajari adalah setiap orang punya metode, punya cara, punya pemikiran bagaimana sembuh dari anxiety, tapi yang harus didiagnosa paling pertama kali saat seseorang terkena anxiety adalah keadaan didalam dirinya terlebih dahulu baru yang kemudian-kemudian.
Tidak harus setuju, ini hanya tulisan tanpa harus disetujui dan dibenarkan, setiap orang bisa punya cara masing-masing, yang penting adalah #Komitment dan #Disiplin
#PedagangToaKeliling - karena saya hanya lulusan SMA setiap tulisan saya bahasanya terlalu sederhana kosa katanya, mohon dimengerti.
No comments:
Post a Comment