Sunday, September 11, 2016

Akibat Kesalahan orang tua dalam Mendidik Anak karena Sering diBentak dan diMarahi

Akibat Anak sering dibentak

Tulisan ini benar, dan saya mengalaminya. Dari kecil sampai kelas 6 SD selalu dibentak dan dipukul ketika membuat satu kesalahan. Sampai kaki sakit dibawa jalanpun pernah saya rasakan.

Dari cerita yang saya dengar dari orang sekitar, ternyata kakek atau orang tua dari bapak juga melakukan hal yang sama pada diri bapak. Jadilah saya ini victim of victim ketidakmauan menimba ilmu dalam mengasuh anak yg baik.

Kalau dibilang bokap cuma lulusan SD dan hidup banyak di pasar atau di jalan, tapi saya juga melihat paman saya yang malah gak tamat SD sama sekali dan hidup juga dari pasar ke pasar waktu zaman dia bujangan. Tapi saya melihat anak-anaknya subhanallah lembut dan gak kasar sama sekali. Beda 180* dari saya bersaudara.

Saya 3 bersaudara, saya anak tertua. Semua dari kami sudah kenyang dengan pukulan dan bentakan yang setiap hari kami terima. Ucapan bokap HARUS kami dengar, tapi ucapan kami atau ketidaksukaan kami mana pernah di gubris.

Saya sampai sekarang masih belom bisa menghilangkan rasa sakit dan benci pada bapak sendiri, walau ingin rasanya melupakan semua kejadian masa silam. Ucapan-ucapan kotor bapak yang menusuk kehulu hati dan bahkan dia dengan entengnya menyebutku PELAC*R.

Padahal aku adalah satu-satunya anak wanita di keluarga itu. Belum lagi dengan ibu yang sering dia hina di hadapan orang banyak, dan dengan gampangnya dia menyebut ibuku dengan kata PAN*** padahal di sampingnya ada suami kakak dia hanya karna ibu gak sengaja menceburkan handpone waktu mencuci pakaian.

Harusnya dia bersyukur ibu sudah membantu meringankan pekerjaan dia mencari nafkah di sela kesibukan dia mengurusi kami anak2nya.

Adik ku yang kedua dan ketiga, sama halnya.. sekarang mereka tumbuh dengan kurangnya sikap empati ke sekelilingnya. Hanya mementingkan diri sendiri.

Dan sekarang aku bertemu dengan suami yang alhamdulillah gak pernh kasar terhadapku, dan pelan-pelan bersabar atas kekasaran sikapku sehari.

Aku yang selalu terbiasa membentak, memukul kalau marah. Lambat laun sedikit demi sedikit bisa menghilangkan sifat itu. INI TIDAK MUDAH. tapi aku punya tekat yang kuat untuk tidak menurunkan apa yang aku alami di masa kecil, juga terjadi sama zahraa.

Aku rindu dengan bapak, tp setiap mendengar suara dia kebencian dan rasa sakit ini terus membayangiku setiap waktu.

Sumber : Febrina Yusri 

No comments:

Post a Comment