Monday, June 4, 2018

Kisah Nyata Diabetes Sembuh dengan Olahraga diVonis hampir Gagal Ginjal

makanan untuk diabetes

Salam semangat :)

Umur saya tepat 35 tahun tanggal 19 Juni nanti. Tak terasa sudah 2 tahun titel saya bertambah. Ya. Gelar Diabetesi melekat dalam diri saya.

Awalnya saya khawatir, cemas, tidak semangat, merasa putus asa, hingga 2 kali opname di rumah sakit dengan durasi seminggu. Berat badan turun drastis. Ginjal divonis hampir gagal, Mikro Albumin Urin sudah menembus angka 675. Seluruh tubuh sampai bola mata sudah kuning.
HbA1c di angka 10,5 dan sekarang sudah di angka 7. (Memang masih harus berjuang untuk menurunkan lagi)

Ya. Itu tahun lalu. Sekarang, semua Puji Tuhan normal kembali. Lebih baik. Resepnya apa? Tidak ada yang istimewa. Patuh pada nasihat dokter saya, dan lakukan pola hidup sehat. Melatih diri untuk disiplin menjaga makan, teratur minum obat, dan 3 bulan sekali cek lab rutin, selalu sempatkan untuk jalan kaki ( saya memilih naik turun tangga darurat di kantor, kalau tujuan lantainya tidak terlalu jauh), dan selalu mengambil kesempatan untuk olah raga ringan. Tidak perlu ketakutan karena harus menurunkan kadar gula secara cepat, sehingga memforsir diri untuk habis-habisan berolah raga.

Penerimaan diri terhadap kondisi baru saya ini, pelan pelan merubah mindset saya, dan ternyata memberikan ketenangan. Puji Tuhan sekarang saya merasa lebih oke, dan seperti orang normal saja.

Saya percaya, umur itu Tuhan yang atur. Kita hanya bisa menjaga saja. Hidup dengan vonis mati diabetes, membuat saya lebih menghargai hal-hal dan momen kecil nan sederhana. Dengan orang terkasih, keluarga, sahabat, kenalan. Semoga setiap perjumpaan selalu menyisakan momen yang membuat tersenyum saat mengingatnya. Obat hati dan pikiran sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting. Sepenting Forxiga, Gliquidon, Metformin, Tranjenta, Herbesser, Truvaz, Lyphantil yang saya minum setiap hari.

Saya percaya, semangat yang patah, mengutuki keadaan, hanya menambah parah kondisi saya. Untuk itu saya memilih bersahabat dengan kondisi saya. Malah saya sudah terbiasa di kantor, bercanda dengan keadaan saya dengan teman-teman. "Di kantor ini yang paling manis itu saya" :D
Dan ternyata, orang sekitar pun malah memberikan respon dukungan atas keadaaan saya, karena melihat saya tetap bersemangat, guyon, dan memang, kita harus bahagia.

Berserah, ikhlas, dan berjuanglah untuk kondisi kesehatan.

Salam penuh semangat buat kita semua penyandang gelar spesial Diabetesi. Karena Tuhan memberikan ujian hanya kepada orang yang kuat. :)

Jangan lupa bahagia

No comments:

Post a Comment