Thursday, February 1, 2018

Saya Memiliki Adik Autisme suka Merusak Benda (Memecahkan Piring)

Saya Memiliki Adik Autisme suka Merusak Benda (Memecahkan Piring)

Saya memiliki seorang adik dia mengidap kelainan autisme.

Dia tidak bisa berbicara dan tidak memahami apa yang orang normal bicarakan jika sedang euforia dia berlari-larian sambil teriak-teriak, jika sedang sedih dia menangis kencang berjam-jam.

Setiap hari selalu saja membuat ulah, entah itu memecahkan piring, gelas, menyobek kertas dan segala hal yang bisa dirusakkan.. sudah ada 15 handphone yang adik saya rusakkan sejak tahun 2009,
Tak ada hari tanpa kegiatan perusakan benda.

Tak hanya itu dia juga sering mengeluh kesakitan pada perutnya menggulingkannya pada lantai untuk meredakan rasa sakit yang tak tertahankan sambil disertai tangisan berjam-jam bahkan ketika tanpa rasa sakit fisik yang jelaspun dia terus menerus menangis tanpa sebab.

Jika dia lapar dia pergi ke warung mengacak-ngacak jajanan dengan brutal lalu langsung pulang tanpa membayar, dan itu merupakan tindakan yang sangat memalukan apalagi saat semua mata memandang menunjukkan kejijik-an pada adik saya.

Dia senang menyanyi walaupun liriknya cuma "Aiaaaaaaa.." dan dia hanya bisa makan Energen, mie instan, nasi sayur bayam. Saya tahu pengidap autis sebaiknya harus menghindari olahan mengandung terigu namun apa boleh dibuat, kalau dibatasi dia tidak bisa makan.

Kadang saya bingung, jika orang tua saya mendahului kami (saya dan adik) siapa yang akan merawat adik saya?

Orangtua saya pun sampai stress menghadapi tingkah laku adik saya, tak jarang orang tua saya menangis sambil mengucapkan kalimat penyesalan telah melahirkannya ke dunia, dan saya sebagai seorang kakak merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantunya.

Saya yakin kakak-kakak saya tidak akan sanggup merawat adik saya, begitupun dengan saya, jika boleh jujur saya tidak sanggup merawat adik saya, sedetikpun saya lengah selalu ada kekacauan yang terjadi..

Saya tidak bisa selalu terus menerus memantau dia.. Mungkin saya bisa memberikannya obat penenang namun apakah itu sehat dalam jangka panjang? Oh God, what should i do?

No comments:

Post a Comment