Buat yang udah berbulan-bulan kena sakit ginian (Gerd + Anxiety), apalagi yang udah jadi 'veteran' ngepost keluhan yg itu itu melulu dimari, kemungkinan besar pasti udah pada shopping dokter kan?
Kemungkinan besar juga para dokternya bilangnya "Nggak apa-apa ini, yang penting jangan stress."
Saya rasa kebanyakan dari kita dalam hatinya pasti ngomong: "Enak aja lo ngomong jangan stress, gue udah berasa mo mati begini lo suruh ga stress, lo ga ngerasain apa yang gue rasain sih."
Sebetulnya apa yang dibilang oleh dokter itu ada benarnya juga.
Malah bisa dibilang sebenarnya kita sendiri yang me-nyetres-kan diri
Mungkin saja sebelumnya kita beranggapan kalo kita tidak ada masalah psikis, merasa tidak ada masalah yang bikin stress, hingga akhirnya kita ketemu sakit ginian (Gerd, Asam Lambung, Panik) dengan 1001 macam sensasinya, plus tanpa sadar dikit-dikit buka google yang hasilnya malah berujung parno.
Dari sanalah sebenarnya asal muasal stress kita. Udah berobat ke dokter, dikasih obat, koq obatnya kayak ngga ngefek? Koq sensasinya malah pindah-pindah & nambah-nambah? Jadinya kita stress gara-gara mikirin sensasi. Apalagi kalo ada yang lebih nekad, resep obatnya digugelin, pas baca efek sampingnya begini begitu, jadinya obatnya ga diminum. Terus shoping dokter lain lagi, dikasih resep yang sama lagi (dan pasti si dokternya ga lupa ngomong "hindari stress ya..?)
Parahnya lagi, begitu ketemu sensasi baru, google lagi, hasilnya bikin tambah stress. Sialnya malah ketemu situs-situs tukang jual obat yang isinya malah artikel-artikel tentang penyakit-penyakit mematikan (dan 'katanya' bisa sembuh hanya dengan konsumsi obatnya), ujung-ujungnya malah jadi korban iklan beli obatnya. Setelah dikonsumsi, hasilnya nggak ada, nah malah nambah lagi deh stressnya. Belum lagi kepikiran duit yang melayang sia-sia, stressnya nambah lagi.
Seakan masih belum puas dengan jumlah stress yang dikumpulkan, trus ketemu blog ini, posting keluhan, trus ketemu ama orang yang 'senasib', untuk sesaat muncul rasa senang, "ternyata gue nggak sendiri." Sialnya itu jadi rasa senang sesaat saja, soalnya ujung-ujungnya malah jadi bahas penyakit ketimbang solusinya.
Kalo ada yang post solusinya biasanya dijapriin, diinterogasi, minta tips-tips kesembuhan. Solusi diberikan, tapi nggak sampai 24 jam udah japri lagi, ngeluh kondisi tambah parah. Jadinya tambah stress. (Parahnya, ngga sedikit yg ngotot menyatakan dirinya tidak stress)
Balik lagi ke saran dokternya, "jangan stress."
Nah solusinya? Yaa jangan stress dong
Banyak hal-hal yang selama ini udah kita abaikan gara-gara terlalu fokus ama sakit ginian. Kebanyakan jadi takut keluar rumah, takut bersosialisasi, takut beraktivitas, takut ibadah, pokoknya serba takut lah dengan alasan takut kumat, takut sensasi nambah, dan alasan sejuta umat: takut mati
Untuk urusan yang terakhir itu, tidak sedikit postingan-postingan yang membahas soal ikhlas n pasrah. Malah kalo saya liat profile-profile member grup ini banyak yang religius. Apa itu hanya pencitraan profile saja? Semoga tidak. Bagi yang religius, udah saatnya direview & dalami lagi tentang keikhlasan & kepasrahan itu seperti apa. Bagi yang nggak terlalu religius, coba introspeksi diri, cari sugesti positif dan bergaul dengan orang-orang yang positif. Hindari mangkal di postingan-postingan keluhan & sensasi. Kapan mau positifnya kalo betahnya nongkrong ngebahas sensasi & penyakit? Yang ada malah stress berujung parno dan terus muter-muter lagi di lingkaran stressnya.
Saya harap postingan ini bisa membuka mata & membantu kita semua untuk move on. Kalo malah tambah stress gara-gara tulisannya kepanjangan, yaa saya pasrah & ikhlas aja deh
PS:
Setelah membaca ratusan komen, mayoritas komentarnya bernada "sama" & "senasib"
Moga2 setelah ini pada ambil tindakan untuk segera move on dan tidak terperangkap dalam lingkaran stressnya
No comments:
Post a Comment